Non-Formal Education: English Interaction Strategy in Equivalency School
DOI:
https://doi.org/10.55606/sokoguru.v3i1.2070Keywords:
Pendidikan Non Formal, Strategi Interaksi Kelas, Pembelajaran Bahasa InggrisAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proporsi saat berbicara yang dilakukan antara guru dan siswa saat interaksi di dalam kelas di PKBM Nurain Kabupaten Bone Bolango. Juga untuk mengetahui karakteristik pembicaraan guru dalam interaksi kelas di PKBM Nurain Kabupaten Bone Bolango, dan untuk menelusuri jenis-jenis interaksi guru di dalam kelas bahasa Inggris di PKBM Nurain. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian kualitatif deskriptif. Dalam penelitian, peneliti menggunakan observasi dan dokumentasi untuk memperoleh data. Instrumen yang digunakan peneliti untuk memperoleh data adalah lembar observasi langsung. Metode penelitian ini ditujukan kepada Sinclair dan Coutlard sebagai instrumen observasi untuk menganalisis interaksi kelas yang telah dipecah menjadi pembicaraan guru, pembicaraan siswa, dan keheningan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis tampilan elisitasi mendominasi interaksi kelas, diikuti oleh referensial dalam pembelajaran bahasa Inggris di PKBM Nurain. Secara garis besar alasannya adalah guru lebih banyak mengajukan pertanyaan yang jawabannya sudah disiapkan sebelumnya oleh guru. Guru telah menguasai materi dan topik pembelajaran, kemudian guru mengadakan sesi tanya jawab dengan siswa menggunakan sumber materi pelajaran.
Downloads
References
Danial, H, Idul, R. 2020. Preferensi Peserta Didik terhadap Umpan Balik Guru pada Kemampuan Menulis Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Kawasan Teluk Tomini. Jurnal KIBASP Vol. 4 (01), 36-48, 2020
Danial, H, Idul R, Usman, ZR. 2021. English Interaction in EFL Context by Using the Virtual Platform at the Coastal Area School. Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Budaya Vol. 7 (4), 197-204, 2021
Danial, H, Basalama, N, Kasim, R. 2022. A Learner Centered Approach: ESP Need Analysis in Pandemic Learning Activities for Non Formal Students in High School Equivalency, Coastal Area of Bone Bolango. Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Budaya Vol. 8 (2), 677-682, 2002
Richards, J.C. 2014. The Changing Face of Language Learning: Learning Beyond the Classroom. RELC Journal, (2014), 1-18. DOI: 10.1177/0033688214561621.
Roestiyah N.K. 2007. Masalah Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 35-36.
Slameto. 2008. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, cet. 4, 2008), h. 98
Sujana. 2005. Teori Belajar, (Jakarta: Fakultas Pascasarjana IKIP Jakarta, 2005), h. 5.
Sundari, H. (2017). Classroom interaction in teaching english as foreign language at lower secondary schools in Indonesia. Advances in Language and Literary Studies, 8 (6): 147-154
Sunhaji. 2014. “Konsep Manajemen Kelas dan Iplikasinya dalam Pembelajaran”, Jurnal Kependidikan, Vol. II No. 2, Noveember 2014
Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 147.
Suyudi, M. 2005. Pendidikan Dalam Perspektif Al-quran, (Yogyakarta: Mikraj, 2005), h. 54.
Walsh, S. (2006). Investigating classroom discourse. London: Routledge.
______(2011). Exploring classroom discourse: Language in action. London: Routledge.
______(2002). Construction or obstruction: teacher talk and learner involvement in the EFL classroom. Language Teaching Research 6,1,3–23
Widyastuti, R. 2016. “Pola nteraksi Guru dan Siswa Tunanetra SMPLB A Bina Insani Bandar Lampung”, Al-Jabar, Vol. 7 No. 2, 2016